Penulis: Arif Budianto
KONTAN.CO.ID - 40.000 asteroid telah ditemukan, apakah bakal menjadi ancaman planet kita?
Asteroid adalah benda langit yang berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar dari meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya.
Benda langit ini juga memiliki orbit. Jika lintasan mereka jaraknya 1,3 satuan astronomi (AU) atau bisa melintas relatif dekat dengan Bumi, maka dikategorikan sebagai Near-Earth Object (NEO).
Melansir laman Universe Today, temuan asteroid dekat Bumi ini telah menempuh perjalanan panjang sejak tahun 1898.
Asteroid bernama Eros menjadi temuan asteroid dekat Bumi pertama
Hampir sepanjang abad ke-20, penemuan terjadi secara perlahan, dengan para astronom hanya menemukan beberapa asteroid baru setiap tahunnya.
Kemudian, teleskop survei khusus di sekitar tahun 1990-an dan 2000-an, yuang dirancang khusus untuk memindai langit secara metodis, dan jumlah temuan mulai meningkat secara eksponensial.
Jumlahnya mencapai 1.000 pada pergantian abad, 15.000 pada tahun 2016, dan 30.000 pada tahun 2022.
Baca Juga: Mengapa Kita Tak Merasakan Bumi Berputar? Ini Penjelasan yang Mudah Dipahami 
Pada November 2025, target 40.000 telah terlampaui, dengan sekitar 10.000 penemuan dilakukan hanya dalam tiga tahun terakhir.
Temuan asteroid yang meningkat drastis tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Apa lagi dengan hadirnya fasilitas baru Observatorium Vera C. Rubin di Chili.
Fasilitas yang dibuka pada tahun ini, akan menemukan puluhan ribu asteroid lagi meskipun tidak secara eksklusif didedikasikan untuk perburuan asteroid.
Sementara itu, teleskop Flyeye milik Badan Antariksa Eropa (ESA) menggunakan pandangan langit yang luas, hampir seperti serangga, untuk menangkap objek yang lolos dari survei saat ini.
Asteroid dekat Bumi didefinisikan berdasarkan kedekatannya, bukan ukurannya.
Baca Juga: Fase Bulan First Quarter Terjadi Akhir November, ini Penjelasan dan Penampakannya
Setiap batuan antariksa yang orbitnya membawanya dalam jarak sekitar 45 juta kilometer dari orbit Bumi mendapat sebutan itu, baik yang berdiameter beberapa meter maupun mencapai kilometer.
Setiap penemuan baru memicu serangkaian perhitungan, dengan para astronom menggunakan pengamatan yang tersedia untuk memprediksi lintasan objek tersebut bertahun-tahun, puluhan tahun, bahkan berabad-abad ke depan.
Sistem perangkat lunak dapat menilai apakah ada kemungkinan, betapapun kecilnya, dampak terhadap Bumi dalam abad berikutnya.
Apakah asteroid tersebut berbahaya bagi planet kita?
Baca Juga: Cincin Saturnus Bisa Menghilang? Ini Penjelasan yang Harus Anda Ketahui
Hampir 2.000 asteroid dekat Bumi yang diketahui memiliki probabilitas tumbukan yang lebih besar dari nol selama seratus tahun ke depan.
Namun, sebagian besar yang berukuran kecil tidak menimbulkan bahaya, dengan probabilitas tumbukan biasanya jauh di bawah satu persen.
Di sisi lain, asteroid terbesar, yang melebihi satu kilometer dan dapat menyebabkan bencana global, juga paling mudah dideteksi.
Untungnya, tak satupun dari 40.000 asteroid yang telah diektahui menimbulkan ancaman yang dapat diprediksi. Namun, ESA tidak hanya mengamati dan menunggu.
Misi Hera milik badan antariksa tersebut saat ini sedang menuju asteroid Dimorphos untuk mempelajari dampak uji tumbukan yang disengaja oleh NASA pada tahun 2022, membantu mengubah pembelokan asteroid dari konsep menjadi teknik pertahanan planet yang andal.
Tonton: Bos Djarum dan Eks Dirjen Pajak Dicekal Terkait Kasus Pajak, Purbaya Dukung Kejagung
Selanjutnya: Rekor Pertemuan Atletico Madrid vs Inter Milan di Liga Champions, Nerazzuri Menang?
Menarik Dibaca: 4 Tanda Harus Ganti Bra, Perhatikan Cup hingga Kawat Bra
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












